Mitos sejarah pulau jawa ternyata ada hubungannya dengan kesaktian Ki Semar Badranaya.

Rajah Kalacakra, Jawa  keren

Setelah Aji Saka melempar Raja pemakan manusia keujung pantai selatan, Aji Saka lalu membuat aksara hanacaraka lalu diapun menjadi Raja dan memilih untuk terus melalukan pengembaraannya.

Kisah Aji Saka baca disini :

awal aksara hanacaraka

Aji Saka  didalam pengembaraannya menyadari adanya ketidak stabilan yang terjadi ditanah jawa. Sering sekali terjadi bencana alam dan selalu saja ada manusia yang meninggal. Usut punya usut hal ini dikarenakan oleh kehadiran Semar, Petruk, Gareng dan Bagong yang lebih dikenal sebagai sebutan panakawan, yang disebutkan pada jaman dahulu adalah berupa mahluk halus yang sakti luar biasa. Karena kesaktian dan keberadaan panakawan maka pulau jawa pada jaman dahulu tidak dapat ditinggali oleh manusia.  Keberadaan mereka mengganggu kestabilan pulau jawa karena mereka mendiami ujung timur sampai ujung barat pulau jawa.  Kemudian Aji saka menumbali tanah jawa agar dapat mulai dihuni oleh umat manusia. Aji Saka kemudian memberi Rajah dan doa di suatu tempat dipulau jawa.

Dan ternyata rajah juga mempunyai masa akhirnya, seiring berkembangnya pulau jawa dan semakin ramainya penduduk dimuka bumi. Rajah milik Aji Saka kemudian habis. Lalu mulailah lagi terjadi bencana dan kematian dimana-mana, kepanikan pun terjadi dimana-mana karena darah mulai tertumpah dimana-mana. Kemudian datanglah Waliyulloh bernama Syekh Subakir. Menyadari adanya kejadian yang mulai tidak masuk akal Syekh Subakir kemudian membuat Rajah pengganti Rajah milik Aji Saka untuk membuat kestabilan di pulau ini.Dan Rajah itu diberi nama Rajah Kolocokro yang diletakkan gunung Tidar.Dan akhirnya kedamaian pun berlanjut di pulau kita tercinta ini.

Jauh setelah itu datanglah Waliyulloh penerus berikutnya dan banyak lagi mereka mulai berdatangan kepulau jawa. Dan salah satunya adalah sunan Kalijogo. Dan sejarah mengatakan serta membuktikan bahwa Sunan Kalijaga merubah persepsi ketakutan  rakyat tentang Semar, Peruk,Gareng dan Bagong serta Togog. Sunan Kalijaga mengubah persepsi Semar dan kawan-kawan sebagai mahluk halus menjadi sosok tokoh pewayangan yang bernama Panakawan yang akhirnya berubah lafal menjadi Punakawan. Merubah sosok yang sangat ditakuti menjadi tokoh yang disegani oleh rakyat dipulau jawa. Hal ini dilakukan sehingga segala sisi dan sifat negatif akan berubah berangsur-angsur menjadi positif sesuai dengan pola pikir dan kebiasaan yang kita jalani sebagai budaya turun temurun.


No comments:

Post a Comment