Adhang-adhang tetese embun

kumpulan pepatah jawa, mengharapkan sesuatu yang tidak tentu
Adang-adang tetese embun

Mengharap sesuatu yang tidak tentu kepastiannya.

Embun adalah tetesan air. Jika kita bangun pagi diatas tingkap-tingkap daun dapat kita jumpai tetesan embun pagi yang segar. Bisakah anda bayangkan cara menghadang embun?

Pepatah ini maksudnya agar kita selalu:

1.Berusaha

Berusaha bahwa kita terus berupaya untuk selalu mengusahakan kehidupan dan tidak hanya berpangku tangan dan memohon segala daya dan upaya tanpa doa dan usaha maksimal sebagai manusia yang bertawakal.

2.Berdoa

Berdoa adalah salah satu ungkapan tulus dan syukur kita sebagai manusia. bahwa hidup dan bisa menjalani semua dengan baik adalah kehendaknya. Berdoa agar kita dapat menjadi alat dan upaya Tuhan untuk menjadi usaha dan jalan Tuhan untuk bisa memaknai hidup orang lain menjadi berkat dan syukur karena kehadiran kita.

3.Pasrah

Kenapa pasrah?. Karena kita tidak mungkin bisa menghentikan tetesan embun.
Pasrah disini artinya bahwa kita mencoba untuk menerima dengan tidak memaksakan diri, tidak dengan hal yang kita tidak sanggup miliki atau kita capai di dalam perjalanan hidup.

Dalam segala pencapaian hidup ada hal-hal yang sudah semestinya kita sadari saat kita mencapai batas dari  pencapaian diujung jalan. Sama seperti burung pipit yang tidak akan bisa berenang seberapapun diaberusaha. Disitulah titik dimana kita menyadari dan menghentikan suatu usaha yang kita sadari sebagai sebuah usaha yang sia-sia.

Embun yang membuka pagi dengan senyum 
memberikan setetes air kepada daun
menyerahkan diri kepada matahari 
Meski sekelebat siang, lalu pergi
Disini kita dapat belajar dari embun.
Embun dapat terbentuk pada malam hari yang cerah dan tenang, juga pada kelembapan udara yang tinggi. Embun adalah titik titik air yang terbentuk ketika udara yang dekat dengan permukaan tanah menjadi dingin mendekati titik dimana udara tidak dapat lagi menahan lagi semua uap air.

Meskipun pada siang hari akhirnya embun akan menguap karena panas sinar terik matahari. 


No comments:

Post a Comment